Senin, 17 September 2012

Umur terisi 1/4

...........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Kejadiannya seperti apa?"

Sebenarnya tidak baik untuk...


Sudahlah, bulan depan sudah Oktober. Umur terisi 1/4 andai penuh itu bisa dibulatkan dengan 100. "Apakah benar ikan tidak pernah tidur?", tidak terpikirkan lagi akhir-akhir ini. Selalu terlintas tentang pohon, lagi-lagi pohon yang melintas, "Kenapa harus pohon?". Pohon, seandainya kamu benar-benar ada, berjalanlah, dekati, kenali, kalau memang kamu bisa berkata atau bernyanyi, kenapa tidak kamu lakukan.


"Apakah mungkin suatu saat kita sudah tidak bisa tertawa lagi?". Ini bukan dongeng, tapi ini bagian dari dongeng. Lebih besar dan banyak cerita tentang, tentang cerita yang tidak mungkin dan tidak akan mampu diingat, andai umur bisa dikalikan dua, setengah untuk cerita setengah untuk perjalanan itu sendiri.




Temanku yang bernama Kucing berkata, "Usap dan elus aku, aku dekati jemarimu, manjakan aku", sayangnya Kucing juga tidak bisa berbicara, bahkan sulit untuk membedakan raut senyum atau sedih pada wajahnya. "Wajah Kucing?.............."

"Lalu setiap detik menjadi lalai?", atau terlalu percaya kalau semua manusia merasakan cinta yang sama yang satu yang tidak mengharapkan apa-apa dibaliknya.

"Manusia cuma bagian kecil dari semesta yang memiliki semua rasa dan warna?", atau manusia sudah memisahkan diri di dalam kamar tatasurya yang menyendiri dari semesta. Pohon seandainya kamu benar-benar ada. Berjalanlah semuti dunia dengan hijau, senyum tanpa prasangka mungkin masih ada. Tidak memikirkan tentang apapun, tidak memiliki kepala tapi memiliki banyak daun. Bernyanyilah ruas rantingmu, tidak harus menyentuh bila sudah merasa sangat dekat, mungkin suatu saat kamu menjadi bagian dari semua, semua bagian dari kamu.



"Memangnya ada yang tahu, kalau tidak terlihat itu harus tidak mempunyai mata?", sudah lama tidak membayangkan tentang Ikan, yang tidak pernah tidur dan juga tidak bisa berbicara, yang bernafas di dalam air, dan tidak memiliki kaki. 

"Luka juga bagian dari tertawa, kadang tertawa juga bagian luka, tertawa ketika terjatuh atau menjatuhkan diri."

"Pelangi juga sudah tidak ada, ada apa dengan cahaya yang sudah mulai lelah dengan hujan, ada apa?", mungkin sudah terlalu banyak mata, mungkin juga sudah ada mata penggati Matahari, atau bisa jadi gelap menjadi yang terbaik. Pelangi tidak mungkin ada ketika tidak ada cahaya.

Temanku yang bernama Kecoak pernah berteriak di telinga, "Aku harus terus bergerak bahkan sesekali terbang, bila aku jatuh hingga terlentang, maka aku akan mati", lalu kecoak pun tidak pernah tidur? Tidak pernah lelah bahkan untuk sejenak merebahkan punggungnya.


Seandainya kamu bisa melihat, merasakan, dan mendengar apa yang aku lihat, dengar, dan rasakan. Ternyata aku bukan siapa-siapa, sama seperti Pohon, Ikan, Kecoak, Luka, dan Tawa.

Delapan Belas September 2012 *dalam kondisi paling sadar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar